Pada masa dinasti Tang, hiduplah seorang petani yang amat kejam.
Suatu siang dia pergi untuk melihat keadaan ladangnya. Dia melihat kerbau yang digunakan tetangganya untuk membajak telah masuk ke ladangnya. Kerbau tersebut memakan biji-bijian dan merusak panennya.
Petani tersebut amat marah, “Aku telah bekerja keras untuk memelihara panenan ini, dan sekarang kau datang untuk mencuri sebagian dan merusak sisanya! Kau pasti sudah bosan hidup!” Dengan itu, dia mengeluarkan pisaunya dan berkata, “Aku tidak akan membunuhmu, tapi karena kau telah memakan hasil panenku, kau harus meninggalkan lidahmu di sini. Kita liat apakah kau masih berani mencuri dariku lagi!”
Kerbau itu tampaknya tahu dia telah berbuat salah, karena dia menundukkan kepalanya dan kelihatan menyesal. Petani kejam itu merenggut tanduknya dan memotong lidahnya. Meskipun kesakitan, kerbau itu tidak menangis.
Belakangan, petani kejam itu menikah dan mempunyai tiga anak. Setiap anaknya kehilangan kemampuan berbicaranya sekitar setengah tahun setelah mulai berbicara. Petani itu tidak mengerti mengapa anak-anak bisu. Dia membawa anak-anaknya ke banyak dokter terkenal, tetapi tidak ada satu pun obat yang meriksa berikan yang mampu membuat anak-anak itu berbicara lagi.
Kemudian petani tersebut teringat akan lidah yang telah dipotongnya dari mulut kerbau dua belas tahun yang lalu. Dia tahu apa yang salah dengan anak-anaknya. Kekejamannya dipantulkan kembali ke keluarganya.
sumber : Cerita Buddhist
Tidak ada komentar:
Posting Komentar