Selasa, 24 April 2012

CERITA TENTANG 3 X 8 = 23

顏回 Yan Hui

Yan Hui adalah murid kesayangan Confusius yang suka belajar, sifatnya baik. Pada suatu hari ketika Yan Hui sedang bertugas, dia melihat satu toko kain sedang dikerumunin banyak orang. Dia mendekat dan mendapati pembeli dan penjual kain sedang berdebat.


Pembeli berteriak: “3×8 = 23, kenapa kamu bilang 24?

“Yan Hui mendekati pembeli kain dan berkata: “Sobat, 3×8 = 24, tidak usah diperdebatkan lagi”.

Pembeli kain tidak senang lalu menunjuk hidung Yan Hui dan berkata: “Siapa minta pendapatmu? Kalaupun mau minta pendapat mesti minta ke Confusius. Benar atau salah Confusius yang berhak mengatakan”.

Yan Hui: “Baik, jika Confusius bilang kamu salah, bagaimana?”

Pembeli kain: “Kalau Confusius bilang saya salah, kepalaku aku potong untukmu. Kalau kamu yang salah, bagaimana?”

Yan Hui: “Kalau saya yang salah, jabatanku untukmu”.

Keduanya sepakat untuk bertaruh, lalu pergi mencari Confusius. Setelah Confusius tahu duduk persoalannya, Confusius berkata kepada Yan Hui sambil tertawa: “3×8 = 23. Yan Hui, kamu kalah. Kasihkan jabatanmu kepada dia.”

Selamanya Yan Hui tidak akan berdebat dengan gurunya. Ketika mendengar Confusius bilang dia salah, diturunkannya topinya lalu dia berikan kepada pembeli kain.

Orang itu mengambil topi Yan Hui dan berlalu dengan puas.Walaupun Yan Hui menerima penilaian Confusius tapi hatinya tidak sependapat. Dia merasa Confusius sudah tua dan pikun sehingga dia tidak mau lagi belajar darinya. Yan Hui minta cuti dengan alasan urusan keluarga. Confusius tahu isi hati Yan Hui dan memberi cuti padanya.

Sebelum berangkat, Yan Hui pamitan dan Confusius memintanya cepat kembali setelah urusannya selesai, dan memberi Yan Hui dua nasehat : “Bila hujan lebat, janganlah berteduh di bawah pohon. Dan jangan membunuh.”

Yan Hui bilang baiklah lalu berangkat pulang.

Di dalam perjalanan tiba2 angin kencang disertai petir, kelihatannya sudah mau turun hujan lebat. Yan Hui ingin berlindung di bawah pohon tapi tiba2 ingat nasehat Confusius dan dalam hati berpikir untuk menuruti kata gurunya sekali lagi. Dia meninggalkan pohon itu. Belum lama dia pergi, petir menyambar dan pohon itu hancur. Yan Hui terkejut, nasehat gurunya yang pertama sudah terbukti.

Apakah saya akan membunuh orang? Yan Hui tiba dirumahnya sudah larut malam dan tidak ingin mengganggu tidur istrinya. Dia menggunakan pedangnya untuk membuka kamarnya. Sesampai didepan ranjang, dia meraba dan mendapati ada seorang di sisi kiri ranjang dan seorang lagi di sisi kanan. Dia sangat marah, dan mau menghunus pedangnya. Pada saat mau menghujamkan pedangnya, dia ingat lagi nasehat Confusius, jangan membunuh. Dia lalu menyalakan lilin dan ternyata yang tidur disamping istrinya adalah adik istrinya.

Pada keesokan harinya, Yan Hui kembali ke Confusius, berlutut dan berkata: “Guru, bagaimana guru tahu apa yang akan terjadi?”

Confusius berkata: “Kemarin hari sangatlah panas, diperkirakan akan turun hujan petir, makanya guru mengingatkanmu untuk tidak berlindung dibawah pohon. Kamu kemarin pergi dengan amarah dan membawa pedang, maka guru mengingatkanmu agar jangan membunuh”.

Yan Hui berkata: “Guru, perkiraanmu hebat sekali, murid sangatlah kagum.”

Confusius bilang: “Aku tahu kamu minta cuti bukanlah karena urusan keluarga. Kamu tidak ingin belajar lagi dariku. Cobalah kamu pikir. Kemarin guru bilang 3×8=23 adalah benar, kamu kalah dan kehilangan jabatanmu. Tapi jikalau guru bilang 3×8=24 adalah benar, si pembeli kainlah yang kalah dan itu berarti akan hilang 1 nyawa. Menurutmu, jabatanmu lebih penting atau kehilangan 1 nyawa yang lebih penting?”

Yan Hui sadar akan kesalahannya dan berkata : “Guru mementingkan yang lebih utama, murid malah berpikir guru sudah tua dan pikun. Murid benar2 malu.”

Sejak itu, kemanapun Confusius pergi Yan Hui selalu mengikutinya.


Cerita ini mengingatkan kita:
Jikapun aku bertaruh dan memenangkan seluruh dunia, tapi aku kehilangan kamu, apalah artinya.
Dengan kata lain, kamu bertaruh memenangkan apa yang kamu anggap adalah kebenaran, tapi malah kehilangan sesuatu yang lebih penting.

Banyak hal ada kadar kepentingannya. Janganlah gara2 bertaruh mati2an untuk prinsip kebenaran itu, tapi akhirnya malah menyesal, sudahlah terlambat. Banyak hal sebenarnya tidak perlu dipertaruhkan. Mundur selangkah, malah yang didapat adalah kebaikan bagi semua orang.

 Kemenangan bukanlah soal medali, tapi terlebih dulu adalah kemenangan terhadap diri dan lebih penting kemenangan di dalam hati.


MENCARI ORANG YANG TEPAT

Menemukan seorang untuk mencurahkan isi hati merupakan suatu hal yang sangat membahagiakan. Marilah kita simak, orang seperti apa yang merupakan pasangan paling ideal bagi orang-orang terkenal di bawah ini.

Di dalam acara televisi "Seni Kehidupan", pembawa acara bertanya pada seorang tokoh yang terkenal, "Sudah berusia 40 tahun mengapa belum menikah?" Sambil tersenyum ia menjawab: "Belum menemukan yang cocok."

"Ingin mencari yang seperti apa?" Setelah berpikir sejenak ia menjawab, "Mencari seorang yang setiap saat dapat diajak ngobrol!"

Pembawa acara tertawa: "Bukankah ini sangat mudah?" Tokoh tersebut menggeleng-gelengkan kepala dengan kuat, dan berkata serius: "Tidak mudah! Tidak mudah, untuk beberapa jenis pembicaraan, pada waktu tertentu, bagi orang tertentu. Menemukan seorang yang dapat Anda ajak ngobrol, tidaklah mudah!"

Seorang lagi adalah Kangxi (Dinasti Qing) dalam film serial tv "Kaisar Besar Kangxi". Kangxi memiliki 3.000 harem dalam istananya, namun yang paling disayangi adalah selir Rong.

Kata-kata yang paling suka diucapkan Kaisar ketika mengunjungi selir Rong adalah, "Aku ingin berbincang denganmu!" kemudian ia menumpahkan perasaan dari lubuk hatinya, baik mengenai urusan negara maupun rumah-tangga. Sampai pada akhirnya, karena terpaksa melepaskan selir Rong, acap kali karena kebiasaan ini, ketika sedang bermuram hati selalu ingin mengunjungi selir Rong. Namun orangnya sudah tiada, harem itu terasa kosong. Seorang yang mulia seperti kaisar besar sepanjang zaman ini bahkan tidak mempunyai orang yang dapat ia ajak bincang!

Dua orang sukses ini sama-sama hanya mensyaratkan seorang kekasih yang bisa diajak berbincang! Bila dipikirkan memanglah demikian: "Sebesar apapun urusan Anda, semeriah apapun, Anda juga merupakan seorang manusia, manusia biasa yang memiliki emosi dan nafsu keinginan. Hidup di samping seorang yang sangat akrab, yang mengerti secara mendalam pikiran dan perasaan Anda, dengan berkomunikasi dan berhubungan dengannya, maka Anda tidak akan lagi merasakan sendirian dan kesepian."

Saya pernah membaca sebuah perkataan sebagai berikut: "Carilah pasangan yang Anda suka ajak berbincang-bincang, karena ketika setelah mencapai usia lanjut, Anda akan menemukan bahwa seorang yang suka berbincang-bincang memiliki kelebihan yang paling unggul."

Pada waktu itu saya mengira ini merupakan perasaan hati seorang perempuan, namun sekarang kelihatannya bukan hanya seorang perempuan, seorang pria pun bahkan memiliki tuntutan yang lebih besar mengenai hal ini. Sebab itu carilah seorang pasangan yang Anda suka ajak bicara dengannya dan memiliki minat yang sama.

Dengan bisa menggenggam tangan seorang yang kapan pun dan di mana pun Anda ingin berbincang-bincang dengan tiada habisnya, maka Anda telah memiliki kebahagiaan yang bahkan tidak dimiliki Kaisar Kangxi!





Nara sumber : [Widya Wong / Pontianak]

Singkawang

Rumah Marga Tjhia

Rumah Marga Tjhia dari depan

Salah satu sudut Rumah Marga Tjhia

Bagian dalam Rumah marga Tjhia


dari Depan

Hotel Mahkota

Stadion KRIDASANA

Tugu Naga jalan Niaga

Gerbang BNI beberapa waktu lalu menyambut Imlek

Gerbang BCA (Suasana imlek)

Jalan Tanjakan ke wisata Rindu Alam

Rindu Alam

Kantor Panitia Pelaksana Event CGM

Tembok Raksasa di lapangan Kridasana (menyambut imlek)

Pentas di Lapangan Kridasana (menyambut imlek)

Lapangan Kridasana


Pembuatan Tembok Raksasa

Karcis untuk menonton Film "SENJA DIPULAU SIMPING"

Hiasan lampu menyambut imlek disalah satu Gang

kantin Tanjung Bajau

BNI singkawang

Taman Bougenville

Pasar Tradisional dimalam hari


Hotel Prapatan

Patung di vihara kulor

vihara tengah kota


Vihara jalan Kalimantan

Jalan Sejahtera

Vihara Cikung

Hotel Mahkota dari depan

Suasana malam imlek

Jalan Diponegoro

Pulau Simping

Psar Hongkong

Pasar Hongkong

Pasar Beringin


Pulau Simping


Tanjung Bajau

Tanjung Bajau

Gereja St Fransiskus Asisi


Hotel Prapatan

Kota

Vihara di Sakkok

menjual Penganan khas Imlek

Vihara Tri Dharma Bumi Raya

jalan Diponegoro


Bank Mandiri